Sabtu, 04 November 2017

RESUME SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TEPUNG TERIGU CITARASA BAKERY PADA PT KALTIM MULTI BOGA UTAMA (KMBU) DI BONTANG

Persediaan merupakan aspek yang sangat penting dalam   perusahaan. Untuk itu, pengelolaan persediaan perlu diperhatikan dengan cara menerapkan sistem pengendalian persediaan yang tepat sehingga usaha dapat berjalan dengan  efektif.  Ristono  (2009:29)  menyatakan  bahwa  masalah  persediaan merupakan  masalah  yang  sangat  penting  bagi  suatu  perusahaan  karena biasanya lebih kurang 40% dari total asset perusahaan diinvestasikan untuk masalah tersebut. Apabila  masalah  persediaan  tidak  dikelola  dengan  baik  maka  akan mengakibatkan kerugian bagi pihak perusahaan karena biaya yang tertanam dalam persediaan cukup besar.
Masalah utama yang dikaitkan dengan pengendalian persediaan adalah jumlah bahan yang harus dipesan atau ditambahkan  pada  persediaan  dan  waktu  yang  dipakai  untuk  penambahan persediaan itu dilakukan sehingga biaya dapat ditekan seminimal mungkin dan dapat memberikan keuntungan yang optimal, disamping itu harus ditetapkan jumlah persediaan pengaman (safety stock) yang cukup memadai untuk dapat meredam fluktuasi kebutuhan bahan baku yang ditimbulkan karena adanya fluktuasi permintaan produk oleh konsumen.
PT Kaltim Multi Boga Utama (KMBU) merupakan anak perusahaan dari PT Pupuk Kaltim yang memiliki skala usaha cukup kompleks dengan wilayah operasional yang cukup luas. KMBU tidak hanya bergerak dibidang penyediaan makan untuk karyawan Pupuk Kaltim saja,  tetapi  juga  membuka  pelayanan catering  dan  restaurant Indonesian food Bontang Kuring, Citarasa Minang, Rumah Boga dan Citarasa Bakery.
Citarasa  Bakery  merupakan  brand  produk  roti  andalan  KMBU. Citarasa menyediakan berbagai jenis bakery berkualitas dan harga terjangkau. Salah satu kegiatan Citarasa Bakery yang utama adalah memproduksi roti manis dengan menggunakan tepung terigu yang digunakan sebagai bahan dasar, dimana sejumlah persediaan dan penyimpanan ditempatkan pada KMBU.
Jumlah kebutuhan yang dimiliki KMBU pada Citarasa Bakery Bontang dalam setahun rata-rata membutuhkan 287 sak tepung terigu selama sebulan, dengan satuan 1sak memuat 25kg tepung terigu,karena asumsi dari perusahaan membutuhkan bahan baku tepung terigu sebanyak 8 sampai 10 sak dalam 1 hari.
Produksi roti manis ini dilakukan secara kontinyu karena dilihat dari outputnya, roti manis sangat digemari di kota Bontang dan sekitarnya. Hal ini membuktikan  bahwa  banyaknya  pesanan  mengakibatkan  perusahaan  harus terus mengadakan persediaan agar dapat memenuhi permintaan konsumen.
Jumlah pemakaian bahan baku tepung terigu pada Citarasa Bakery tahun
2013 selama satu tahun terjadi beberapa kali transaksi dengan jenis kuantitas yang berbeda-beda. Dari hasil pemakaian tepung terigu selama satu periode pada tahun 2013 totalnya adalah sebesar 3.850 sak tepung terigu. Dan pada tahun 2014 terdapat pemakaian tepung terigu selama satu periode dengan total
3.035 sak tepung terigu. Dengan persediaan bahan baku yang dimiliki Citarasa
Bakery rata-rata sebesar 3.442 sak kurang dari yang dibutuhkan maka proses kelancaran produksi tidak terpenuhi sehingga perusahaan akan kehilangan konsumen dan kesempatan memperoleh laba. Disamping itu juga dapat mengakibatkan  kerugian  yang  harus  dibayarkan  kepada  karyawan  yang menganggur dan mesin-mesin yang tidak beroperasi. Hal ini dikarenakan kebijakan dari perusahaan agar menghindari penumpukan bahan baku yang berlebihan yang dapat berakibat manambah besarnya modal yang tertanam didalamnya dan bahan baku yang menumpuk terlalu lama akan menyebabkan turunnya kualitas dari bahan baku yang secara tidak langsung dapat mempengaruhi kualitas produk roti yang dihasilkan.

Menurut Assauri (2008:238) alasan diperlukannya persediaan oleh suatu perusahaan pabrik adalah karena :
a.       Dibutuhkannya waktu untuk menyelesaikan operasi produksi untuk memindahkan produk dari suatu tingkat proses yang lain, yang disebut persediaan dalam proses dan pemindahan.
b.      Alasan organisasi, untuk memungkinkan satu unit atau bagian membuat skedul operasinya secara bebas, tidak tergantung dari yang lainnya.
Secara umum, alasan untuk memiliki persediaan adalah sebagai berikut :
a.       Untuk menyeimbangkan biaya pemesanan atau persiapan dan biaya penyimpanan.
b.      Untuk   memenuhi  permintaan  pelanggan,   misalnya   menepati  tangga pengiriman
c.       Untuk menghindari penutupan fasilitas manufaktur akibat kerusakan mesin, kerusakan komponen, tidak tersedianya komponen,dan pengiriman komponen yang terlambat
d.      Untuk mencegah proses produksi yang tidak dapat diandalkan e.    Untuk memanfaatkan diskon
e.       Untuk menghadapi kenaikan harga di masa yang akan datang.

Menurut Pardede (2005:7-8) biaya-biaya persediaan (inventory cost), adalah segala biaya yang timbul sebagai akibat dari diadakannya persediaan. Biaya persediaan dapat dikelompokkan atas :
a.       Biaya  pembelian  atau  pembuatan  adalah  biaya  yang  harus  dikeluarkan supaya bahan-bahan yang bersangkutan tersedia untuk digunakan
b.      Biaya pemesanan adalah biaya yang dikeluarkan agar bahan-bahan yang dibutuhkan siap untuk dibeli atau dibuat
c.       Biaya penahanan adalah biaya yang dibutuhkan untuk mengelola persediaan bahan-bahan sejak bahan-bahan itu diterima hingga diserahkan kebagian pengolahan.
d.      Biaya darurat adalah biaya tambahan yang timbul apabila persediaan sudah habis tetapi masih ada permintaan yang belum dipenuhi.
Pemakaian bahan baku tepung terigu selama ini adalah sebanyak 3.442 sak. Apabila jumlah frekuensi menurut perusahaan sebanyak 47 kali maka rata- rata quantity setiap kali pesannya adalah sebanyak 73 sak, dengan nilai persediaan quantity pemesanan 73 sak x Rp 182.000,- = Rp 13.286.000,- di setiap  kali  pemesanan.  Biaya  pembelian  tepung  terigu  selama  ini  adalah sebesar 3.442 x Rp 182.000,- = Rp 626.444.000,- biaya pesan Rp 208.200,- untuk satu purchase order dan biaya penyimpanan selama 1 tahun adalah Rp15.100.050,-
Pengelolaan persediaan bahan baku tepung terigu yang dilakukan oleh Citarasa bakery pada KMBU di Bontang selama ini belum optimal. Hal ini terjadi karena adanya persediaan yang minim di dalam gudang dan pemasok bahan baku yang terbatas sehingga kebutuhan bahan baku selama ini belum terpenuhi dengan baik. Pengendalian persediaan bahan baku tepung terigu citarasa bakery juga belum efisien dari segi biaya persediaan bahan baku. Hal ini ditunjukkan dengan tingginya biaya persediaan yang telah dikeluarkan oleh perusahaan.
Pengelolaan persediaan oleh citarasa bakery berusaha mencapai keseimbangan antara kekurangan dan kelebihan persediaan bahan baku dalam suatu  periode  perencanaan  yang  mengandung  resiko  atau  ketidakpastian.
Kekurangan  bahan baku dapat menghambat produksi  atau merubah jadwal produksi, sedangkan kelebihan persediaan bahan baku menyebabkan peningkatan biaya dan penurunan laba. Selama ini perusahaan melakukan pengadaan persediaan berdasarkan ramalan pemasaran dari tepung terigu itu sendiri dan Resume Skripsi
Judul               : ANALISIS PENGENDALIAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TEPUNG TERIGU CITARASA BAKERY PADA PT KALTIM MULTI BOGA UTAMA (KMBU) DI BONTANG
Penulis             : Hayati Hidayah
Pembahasan    :

Persediaan merupakan aspek yang sangat penting dalam   perusahaan. Untuk itu, pengelolaan persediaan perlu diperhatikan dengan cara menerapkan sistem pengendalian persediaan yang tepat sehingga usaha dapat berjalan dengan  efektif.  Ristono  (2009:29)  menyatakan  bahwa  masalah  persediaan merupakan  masalah  yang  sangat  penting  bagi  suatu  perusahaan  karena biasanya lebih kurang 40% dari total asset perusahaan diinvestasikan untuk masalah tersebut. Apabila  masalah  persediaan  tidak  dikelola  dengan  baik  maka  akan mengakibatkan kerugian bagi pihak perusahaan karena biaya yang tertanam dalam persediaan cukup besar.
Masalah utama yang dikaitkan dengan pengendalian persediaan adalah jumlah bahan yang harus dipesan atau ditambahkan  pada  persediaan  dan  waktu  yang  dipakai  untuk  penambahan persediaan itu dilakukan sehingga biaya dapat ditekan seminimal mungkin dan dapat memberikan keuntungan yang optimal, disamping itu harus ditetapkan jumlah persediaan pengaman (safety stock) yang cukup memadai untuk dapat meredam fluktuasi kebutuhan bahan baku yang ditimbulkan karena adanya fluktuasi permintaan produk oleh konsumen.
PT Kaltim Multi Boga Utama (KMBU) merupakan anak perusahaan dari PT Pupuk Kaltim yang memiliki skala usaha cukup kompleks dengan wilayah operasional yang cukup luas. KMBU tidak hanya bergerak dibidang penyediaan makan untuk karyawan Pupuk Kaltim saja,  tetapi  juga  membuka  pelayanan catering  dan  restaurant Indonesian food Bontang Kuring, Citarasa Minang, Rumah Boga dan Citarasa Bakery.
Citarasa  Bakery  merupakan  brand  produk  roti  andalan  KMBU. Citarasa menyediakan berbagai jenis bakery berkualitas dan harga terjangkau. Salah satu kegiatan Citarasa Bakery yang utama adalah memproduksi roti manis dengan menggunakan tepung terigu yang digunakan sebagai bahan dasar, dimana sejumlah persediaan dan penyimpanan ditempatkan pada KMBU.
Jumlah kebutuhan yang dimiliki KMBU pada Citarasa Bakery Bontang dalam setahun rata-rata membutuhkan 287 sak tepung terigu selama sebulan, dengan satuan 1sak memuat 25kg tepung terigu,karena asumsi dari perusahaan membutuhkan bahan baku tepung terigu sebanyak 8 sampai 10 sak dalam 1 hari.
Produksi roti manis ini dilakukan secara kontinyu karena dilihat dari outputnya, roti manis sangat digemari di kota Bontang dan sekitarnya. Hal ini membuktikan  bahwa  banyaknya  pesanan  mengakibatkan  perusahaan  harus terus mengadakan persediaan agar dapat memenuhi permintaan konsumen.
Jumlah pemakaian bahan baku tepung terigu pada Citarasa Bakery tahun 2013 selama satu tahun terjadi beberapa kali transaksi dengan jenis kuantitas yang berbeda-beda. Dari hasil pemakaian tepung terigu selama satu periode pada tahun 2013 totalnya adalah sebesar 3.850 sak tepung terigu. Dan pada tahun 2014 terdapat pemakaian tepung terigu selama satu periode dengan total 3.035 sak tepung terigu. Dengan persediaan bahan baku yang dimiliki CitarasaBakery rata-rata sebesar 3.442 sak kurang dari yang dibutuhkan maka proses kelancaran produksi tidak terpenuhi sehingga perusahaan akan kehilangan konsumen dan kesempatan memperoleh laba. Disamping itu juga dapat mengakibatkan  kerugian  yang  harus  dibayarkan  kepada  karyawan  yang menganggur dan mesin-mesin yang tidak beroperasi. Hal ini dikarenakan kebijakan dari perusahaan agar menghindari penumpukan bahan baku yang berlebihan yang dapat berakibat manambah besarnya modal yang tertanam didalamnya dan bahan baku yang menumpuk terlalu lama akan menyebabkan turunnya kualitas dari bahan baku yang secara tidak langsung dapat mempengaruhi kualitas produk roti yang dihasilkan.

Menurut Assauri (2008:238) alasan diperlukannya persediaan oleh suatu perusahaan pabrik adalah karena :
a.       Dibutuhkannya waktu untuk menyelesaikan operasi produksi untuk memindahkan produk dari suatu tingkat proses yang lain, yang disebut persediaan dalam proses dan pemindahan.
b.      Alasan organisasi, untuk memungkinkan satu unit atau bagian membuat skedul operasinya secara bebas, tidak tergantung dari yang lainnya.
Secara umum, alasan untuk memiliki persediaan adalah sebagai berikut :
a.       Untuk menyeimbangkan biaya pemesanan atau persiapan dan biaya penyimpanan.
b.      Untuk   memenuhi  permintaan  pelanggan,   misalnya   menepati  tangga pengiriman
c.       Untuk menghindari penutupan fasilitas manufaktur akibat kerusakan mesin, kerusakan komponen, tidak tersedianya komponen,dan pengiriman komponen yang terlambat
d.      Untuk mencegah proses produksi yang tidak dapat diandalkan e.    Untuk memanfaatkan diskon
e.       Untuk menghadapi kenaikan harga di masa yang akan datang.

Menurut Pardede (2005:7-8) biaya-biaya persediaan (inventory cost), adalah segala biaya yang timbul sebagai akibat dari diadakannya persediaan. Biaya persediaan dapat dikelompokkan atas :
a.       Biaya  pembelian  atau  pembuatan  adalah  biaya  yang  harus  dikeluarkan supaya bahan-bahan yang bersangkutan tersedia untuk digunakan
b.      Biaya pemesanan adalah biaya yang dikeluarkan agar bahan-bahan yang dibutuhkan siap untuk dibeli atau dibuat
c.       Biaya penahanan adalah biaya yang dibutuhkan untuk mengelola persediaan bahan-bahan sejak bahan-bahan itu diterima hingga diserahkan kebagian pengolahan.
d.      Biaya darurat adalah biaya tambahan yang timbul apabila persediaan sudah habis tetapi masih ada permintaan yang belum dipenuhi.
Pemakaian bahan baku tepung terigu selama ini adalah sebanyak 3.442 sak. Apabila jumlah frekuensi menurut perusahaan sebanyak 47 kali maka rata- rata quantity setiap kali pesannya adalah sebanyak 73 sak, dengan nilai persediaan quantity pemesanan 73 sak x Rp 182.000,- = Rp 13.286.000,- di setiap  kali  pemesanan.  Biaya  pembelian  tepung  terigu  selama  ini  adalah sebesar 3.442 x Rp 182.000,- = Rp 626.444.000,- biaya pesan Rp 208.200,- untuk satu purchase order dan biaya penyimpanan selama 1 tahun adalah Rp15.100.050,-
Pengelolaan persediaan bahan baku tepung terigu yang dilakukan oleh Citarasa bakery pada KMBU di Bontang selama ini belum optimal. Hal ini terjadi karena adanya persediaan yang minim di dalam gudang dan pemasok bahan baku yang terbatas sehingga kebutuhan bahan baku selama ini belum terpenuhi dengan baik. Pengendalian persediaan bahan baku tepung terigu citarasa bakery juga belum efisien dari segi biaya persediaan bahan baku. Hal ini ditunjukkan dengan tingginya biaya persediaan yang telah dikeluarkan oleh perusahaan.
Pengelolaan persediaan oleh citarasa bakery berusaha mencapai keseimbangan antara kekurangan dan kelebihan persediaan bahan baku dalam suatu  periode  perencanaan  yang  mengandung  resiko  atau  ketidakpastian.
Kekurangan  bahan baku dapat menghambat produksi  atau merubah jadwal produksi, sedangkan kelebihan persediaan bahan baku menyebabkan peningkatan biaya dan penurunan laba. Selama ini perusahaan melakukan pengadaan persediaan berdasarkan ramalan pemasaran dari tepung terigu itu sendiri dan juga pengalaman jumlah persediaan periode sebelumnya, tanpa menggunakan metode khusus Economic Order Quantity (EOQ) dalam manajemen persediaannya. Apabila perusahaa tidak menggunakan metode EOQ dalam mengendalikan persediaan bahan bakunya, maka akan berdampak negatif pada perolehan  laba  yang  seharusnya  dapat  dicapai  perusahaan  secara  optimal disetiap tahunnya. Dari hasil analisis dan pembahasan, maka total biaya persediaan untuk bahan baku tepung terigu yang dikeluarkan perusahaan pada adalah sebesar Rp 817.430.000,- lebih besar dibandingkan dengan menggunakan perhitungan EOQ yang hanya sebesar   Rp   634.519.475,-   dengan   demikian   dapat   menghemat   biaya persediaan apabila perusahaan menggunakan metode EOQ.
Apabila perusahaa tidak menggunakan metode EOQ dalam mengendalikan persediaan bahan bakunya, maka akan berdampak negatif pada perolehan  laba  yang  seharusnya  dapat  dicapai  perusahaan  secara  optimal disetiap tahunnya. Dari hasil analisis dan pembahasan, maka total biaya persediaan untuk bahan baku tepung terigu yang dikeluarkan perusahaan pada adalah sebesar Rp 817.430.000,- lebih besar dibandingkan dengan menggunakan perhitungan EOQ yang hanya sebesar   Rp   634.519.475,-   dengan   demikian   dapat   menghemat   biaya persediaan apabila perusahaan menggunakan metode EOQ.











Tidak ada komentar:

Posting Komentar